Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pertanian Agros

LAMA WAKTU PERENDAMAN BENIH PORANG DENGAN EKSTRAK TAUGE TERHADAP VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT PORANG Cahreta Ambarwanti; Tantri Palupi; Purwaningsih Purwaningsih
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh serta lama waktu terbaik perendaman benih porang dengan esktrak tauge terhadap viabilitas dan pertumbuhan bibit porang. Penelitian ini terdiri dari dua kegiatan, pertama uji viabilitas benih menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Variabel yang diamati adalah Indeks Vigor, Keserempakan Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh, Panjang Plumula dan Panjang Radikula. Dengan perlakuan (1)= tanpa perendaman, (2)=  perendaman 1 jam), (3)= perendaman 2 jam, (4)= perendaman 3 jam, (5)= perendaman 4 jam.  Percobaan kedua yaitu uji Pertumbuhan bibit porang menggunakan Rancangan Acak Lengkap, perlakuan yang digunakan sama seperti pengujian pertama. Variabel yang diamati adalah Tinggi Tanaman dan Jumlah Batang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa lama perendaman benih porang dengan ekstrak tauge tidak meningkatkan viabilitas perkecambahan dan pertumbuhan bibit porang, namun perendaman benih porang selama 2 jam dapat meningkatkan pertumbuhan panjang plumula dan radikula pada benih porang.
PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN VIGOR BENIH PINANG YANG TELAH DISKARIFIKASI Pitri Jannah; Tantri Palupi; Purwaningsih Purwaningsih
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i2.2810

Abstract

The expansion of betel nut plantation in order to meet the export needs is facing obstacle, namely the long time period of seed germination due too its dormancy behaviour.  Efforts that can be taken to break the seed dormancy is by doing preliminary treatment through scarification and soaking the seed in to the young coconut water, as source of plant-growth regulators. The optimum concentration will give positive impact to germination. The purpose of the research was to find the best concentration of young coconut water for breaking the seed dormancy and increasing the seed germination of scarified seeds. The research was conducted in Complete Randomized Design with one factor, the concentration of young coconut water with 5 levels of treatment (control-without soaking, 25%, 50%, 75%, and 100% of young coconut water). Seeds were soaked for 24 hours in each treatment except control. Each treatment consist of 5 replication that there were 25 experimental units. 10 seeds were planted in each experimental unit, therefore the total of betel nut seed planted were 250 seeds. The variables observed in this study were seed water content, vigor index, simultaneity of germination, germination capacity, germination speed, shoot length and root length. The result showed that 25% of young coconut water was an effective concentration to break the dormancy of scarified betel nut seeds based on an average value of vigor index and germination speed what not different compared with high concentrate.INTISARI                Usaha pengembangan perkebunan pinang untuk memenuhi kebutuhan ekspor mengalami kendala yaitu waktu tumbuh yang cukup lama karena sifat dormansi yang dimiliki. Upaya yang dapat dilakukan untuk mematahkan dormansi benih pinang yaitu dengan perlakuan pendahuluan seperti skarifikasi dan perendaman dengan air kelapa muda sebagai zat pengatur tumbuh alami. Konsentrasi yang optimum akan memberikan dampak positif pada perkecambahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi air kelapa muda yang terbaik dalam upaya pematahan dormansi dan meningkatkan perkecambahan benih pinang yang telah diskarifikasi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap non faktorial, yaitu konsentrasi kelapa muda dengan 5 taraf perlakuan yang terdiri atas: kontrol-tanpa perendaman (k0), 25% air kelapa muda (k1), 50% air kelapa muda (k2), 75% air kelapa muda (k3), dan 100% air kelapa muda (k4). Benih direndam selama 24 jam pada setiap perlakuan kecuali kontrol. Setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan sehingga terdapat 25 unit percobaan. Setiap unit percobaan ditanam sebanyak 10 benih sehingga total benih yang ditanam adalah 250 benih. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi kadar air benih, indeks vigor, keserempakan tumbuh, daya berkecambah, kecepatan berkecambah, panjang tunas, dan panjang akar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian air kelapa muda konsentrasi 25% merupakan konsentrasi yang efektif dalam upaya pematahan dormansi benih pinang yang telah diskarifikasi yang ditunjukkan dengan nilai rerata variabel indeks vigor dan kecepatan tumbuh yang sama baiknya apabila dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih pekat.
KAJIAN KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA AREAL PERTANAMAN PADI DI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Rini Susana; Purwaningsih Purwaningsih; Dwi Zulfita; Warganda Warganda; Nurjani Nurjani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

   Immobilization of Pb in the form of bonds with inorganic compounds can occur with the availability of large amounts of solubilizing phosphate in the rhizosphere. High solubilizing phosphate in the rhizosphere can be an indication of the presence of phosphate solubilizing bacteria that work effectively in the rhizosphere. Exploration, isolation and characterization of these beneficial bacteria need to be carried out, so that strains that are able to grow well in rice growing areas can be propagated as biofertilizers. The purpose of this study was to examine the content of lead (Pb) and the characterization of phosphate solubilizing bacteria in rice planting areas in Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. This study used a field experiment method. Soil samples from the rice plant rhizosphere and rice plant samples were analyzed in the laboratory according to the variables that had been determined. The results of this study indicate that the available phosphate content in paddy fields in Sungai Kakap District ranges from 0.58 to 13.38 ppm. The paddy field in Sungai Rengas Village has a high available P content, while the paddy field in Sungai Kakap Village has a very low P status. The results of analysis of total Pb in the rice fields of Sungai Kakap District ranged from 11.55 to 18.71 ppm, the status of total Pb content was classified as low. The relationship between the availability of P in the soil and the levels of Pb is very low (r = -0.33), it is suspected that Pb does not affect the state of P in the soil due to the low concentration of Pb. The ability of bacterial isolates to dissolve phosphate in this study varied. Phosphate solubilizing bacterial isolates from rice roots had a greater ability to dissolve phosphate than isolates from paddy soil, both isolates from the rice fields of Sungai Rengas Village and Sungai Kakap Village.Keywords: Phosphate Solubilizing Bacteria, rice, paddy fields, lead.INTISARIImmobilisasi Pb dalam bentuk ikatan dengan senyawa anorganik dapat terjadi dengan tersedianya solubilizing fosfat dalam jumlah besar di rhizosfer. Solubilizing fosfat yang tinggi di rhizosfer dapat menjadi indikasi adanya bakteri pelarut fosfat yang bekerja effektif di rhizosfer. Eksplorasi, isolasi dan karakterisasi bakteri yang menguntungkan ini perlu dilakukan, agar strain-strain yang mampu tumbuh baik di areal pertanaman padi dapat diperbanyak sebagai biofertilizer. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji kandungan timbal (Pb) dan karakterisasi bakteri pelarut fosfat pada areal pertanaman padi di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapang. Sampel tanah dari rhizosfer tanaman padi dan sampel tanaman padi dianalisis di laboratorium sesuai dengan variabel-variabel yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan fosfat tersedia pada lahan sawah di Kecamatan Sungai Kakap berkisar 0,58 – 13,38 ppm. Lahan   sawah Desa Sungai Rengas memiliki kandungan P tersedia dengan status tinggi, sedangkan lahan sawah di Desa Sungai Kakap status P tersedianya sangat rendah. Hasil analisis Pb total di lahan sawah Kecamatan Sungai Kakap berkisar 11,55- 18,71 ppm, status kandungan Pb total ini tergolong rendah. Hubungan antara ketersediaan P di dalam tanah dengan kadar Pb sangat rendah (r = - 0,33), diduga Pb tidak mempengaruhi keadaan P di dalam tanah karena konsentrasi Pb yang rendah. Kemampuan isolat bakteri dalam melarutkan fosfat pada penelitian ini berbeda-beda. Isolat bakteri pelarut fosfat yang berasal dari  akar padi mempunyai kemampuan melarutkan fosfat yang lebih besar dibandingkan isolat dari tanah sawah, baik isolat yang berasal dari sawah Desa Sungai Rengas maupun Desa Sungai Kakap. Kata Kunci: Bakteri Pelarut Fosfat, padi, sawah, timbal.